Halaman

Senin, 06 Desember 2010

Pemilihan Penghantar

I. Bahan Isolasi Kabel
1. Kabel berisolasi mineral
Kabel berisolasi mineral merupakan kabel yang paling sederhana dari semua jenis, yang terbuat dari 2 bahan yaitu tembaga untuk pembungkus dan untuk penghantar yang tidak berperisai, dan bubuk oksida maknesium yang dibungkus rapat (MgO) untuk isolasi. Keuntungan utama dari kabel-kabel berisolasi mineral adalah kemampuannya untuk menahan temparatur tinggi tanpa keausan. Kabel tersebut dapat beoperasi normal sampai 2500C, walaupun dengan pembungkus pvc temperatur batasnya adalah 800C. Segel standar untuk penutup tidak boleh melebihi 1500C. Untuk temperatur operasi kontinu samapai sebesar 1500C di perkenankan pada temperatur sedang, yang terdiri dari piringan-piringan serta kaca dan selongsong fep(chemically inert flour-iated propylene).
Karena isolasi mineral adalah higroskopik (menyerap uap air) maka perlu penyegelan disemua ujung kabe.

2. Kabel Terbungkus Polychloroprene
Instalasi – instalasi di daerah pertanian dipengaruhi oleh kondisi-kondisi yang membahayakan terhadap kabel seperti adanya asam mineral dan alkali, uap, amonia, uap sulfur dan asam laktat. Kabel khusus untuk menghindari bahaya tersebut adalah dengan pembungkus karet yang kuat, pipa, konstruksi berbentuk anyaman, dan campuran yang disebut dengan pcp (polychloroprene).
Isolaso kabel pcp ini dikembangkan supaya tahan terhadap sifat karat dan terhadap cuaca.

3. Kaber Isolasi kertas
Kertas yang dicelup minyak merupakan jenis isolasi yang banyak dipakai pada kabel tegangan tinggi. Pada umumnya isolasi kertas yang dicelup minyak dapat mencapai umur 30 tahun tanpa perawatan, murah biayanya dan mudah memasangnya.
Isolasi sintetis telah dicoba (misal PVC Polyethylene) tetapi umumnya gagal karena hal-hal sebagai berikut :
a. Karakteristik termal yang rendah, akibatnya daya salur lebih rendah dan adanya kondisi hubung singkat.
b. Sifat listrik kurang, tidak tahan tegangan tinggi secara memadai.
Penemuan Polyethylene rantai silang (XLPE) dapat memecahkan masalah di atas. XLPE diperoleh dengan menghubungkan secara bersilang molekul-molekul Polyethylene dalam sejenis proses yang mempengaruhi vulkanisasi karet. Polyethylene digabungkan ke dalam penghantar di bawah kondisi yang diatur ketat dan kemudian diuapkan di bawah suhu dan tekanan tinggi. Untuk penyambungan silang biasanya ditambahkan pada ekstrak Polyethylene hidrogen dari Polyethylene yang terbentuk oleh formasi ikatan karbon – karbon di antara rantai molekul yang panjang dan mengubah polimer menjadi jaringan kerja kisi-kisi, sehingga memantapkan bahan tersebut menjadi jenis termoset. Persilangan menghasilkan bahan yang bersifat termo-mekanis sempurna sambil meningkatkan sifat listrik yang baik dari Polyethylene.
XLPE memiliki suhu kerja kontinu 900C (700C untuk kabelberisolasi kertas 11 kV), 1300C dalam keadaan darurat dan 2500C pada keadaan hubung singkat. Di atas 1100C isolasi akan melunak dan mulai menyala pada 3000C. Konduktifitas termal 0,25 W/cm lebih baik dari pada kertas yang hanya 0,18 W/cm sehingga pada penghantar yang naik suhu kerjanya, kemampuan memancarkan panas pada ukuran penghantar yang sama kemampuannya 20 % lebih tinggi dari pada kabel berisolasi kertas dan PVC.
Isolasi sintetis selalu terbatas pada penggunaantegangan tinggi karena adanya gejala treeing, suatu kerusakan yang menjalar seperti cabang-cabang pohon oleh pengarus medan listrik.
Bahan-bahan isolasi kabel diberika pada tabel 1 dan bahan isolasi ini memiliki andil yang besar guna menetapkan kapasitas kabel seperti konduktifitas termal, ketahanan lengkung, ketahan cuaca dan sebagainya. Sifat-sifat ini ditunjukan dalam tabel 2.
Tabel 2 Perbandingan berbagai bahan isolasi kabel
Bahan Timbal Aluminium Vinil Khloroprene Polyethylene
Tahanan jenis (Ώ cm) - - 1012~15 107~12 105
Tegangan tarik(kg/mm2) 1,5 8 ~ 18 1 ~ 2,5 ~ 2 ~ 1
Muai panjang(%) 5,5 2 ~ 3 100 ~ 300 300 ~ 1000 ~ 350


II. Kabel Udara
Yang dimaksud dengan kabel ialah :
• Rakitan satu penghantar atau lebih, baik penghantar pejal atau berupa pintalan, masing -masing dilindungi dengan isolasi, keseluruhannya dilengkapi dengan selubung pelindung bersama.
Kabel ini terbagi atas 3 mecam yakni
1. Kabel instalasi ialah : Kabel yang dimaksudkan untuk instalasi tetap ( 108 K4 )
2. Kabel fleksibel ialah : kabel yang karena sifat penghantar, isolasi dan selubung yang fleksibel dimaksudkan untuk dihubungkan dengan perlengkapan listrik yang dapat dipindah-pindahkan dan atau bergerak. ( 108 K3 )
3. Kabel tanah ialah : Semua jenis penghantar berisolasi dan berselubung yang karena sifat isolasinya dan selubungnya boleh dipasang pada atau di dalam tanah, termasuk di dalam air.( 108.K5 )
Macam-macam penghantar udara yang sering digunakan dan kegunaannya yang lengkap lihat PUIL daftar 700-3 dan 700-4.
Penghantar Telanjang Jenis Penggunaan Bahan
BCC(Bare copper conductor)
AAC(All aluminium conductor) Digunakan untuk saluran udara tegangan rendah, menengah maupun tinggi.
Kawat logam biasa
AAAC Kawat logam campuran
ACSR Kawat lilit campuran
BCC
AAC
AAAC
ACSR Digunakan untuk saluran udara tegangan rendah, menengah maupun tinggi.

IV. Kabel Menurut Tegangan Kerja dan Fungsinya
1. Tegangan Kerja Instalasi dan Kabel Fleksibel.
Boleh dibebani terus menerus dengan tegangan kerja maksimun 15% lebih tinggi dari tegangan nominal kabel tersebut ( ayat 700 B2 ).
Contoh :
 Tegangan nominal NYM adalah 500 V, maka NYM dapat dibebani secara terus menerus dengan tegangan maksimun sebesar : 115% X 500 V = 575 V.
2. Tegangan Kerja Kabel Tanah ( ayat 700 C2 )
Pada instalasi 3 fase, kabel tanah dapat dibebani dengan tegangan kerja maksimun sebesar :
1. 20% di atas tegangan nominal kabel tanah 0,6/1 kV.
2. 15% di atas tegangan nominal kabel tanah 3,6/6 kV & 6/10 kV.
3. 10% di atas tegangan nominal kabel tanah di atas 10 kV.
3. Kabel instalasi berisolasi PVC.
Kabel instalasi berisolasi PVC tunggal tidak boleh dibebani melebihi KHA.
4. Kabel instalasi dan berselubung PVC dan kabel Fleksibel tidak boleh dibebani melebihi KHA.
5. Kabel instalasi berisolasi, berselubung karet dan kabel instalasi berisolasi karet, PVC, serta kabel fleksibel pada suhu keliling di atas 30oC sampai 55oC.

Contoh :
1. KHA kabel NGA 6 mm2 pada suhu keliling 300C adalah
• 98% x 33A = 32,34A untuk pemasangan dalam pipa
• 98% x 54A = 52,92A untuk pemasangan dengan rol isolator
Sedangkan KHA kabel NGA 6 mm2 pada suhu keliling 350C :
• 90% x 33A = 29,7A untuk pemasangan dalam pipa
• 90% x 54A = 48,6A untuk pemasangan dengan rol isolator
2. KHA kabel NMH 6 mm2 pada suhu keliling 300C adalah
• 98% x 44A = 43,12A
Sedangkan pada suhu keliling 350C adalah :
• 90% x 33A = 39,6A
3. KHA kabel NYA 6 mm2 pada suhu keliling 400C adalah :
• 87% x 33A = 28,71A pada pemasangan dalam pipa
4. KHA kabel NYM 6 mm2 pada suhu keliling 550C adalah :
• 62% x 44A = 28,28A
Kabel-kabel tersebut di atas tidak boleh dibebani melebihi kemampuan hantar arusnya.
6. Kabel tanah
Kabel NYY, NYGbY, NYRGbY berpenghantar tembaga tidak boleh dibebani melebihi KHA seperti yang tercantum pada tabel 5 di bawah untuk masing-masing luas penampang.
Tabel 5. KHA terus menerus untuk tabel tanah berinti tunggal, berpenghantar tembaga, berisolasi dan berselubung PVC, dipasang pada sistem arus searah dengan tegangan kerja maksimun 1,8 kV; serta untuk kabel tanah berinti dua, tiga, dan empat berpenghantar tembaga, berisolasi dan berselubung PVC, yang dipasang pada sistem arus 3 fase dengan tegangan kerja maksimun 0,6/1kV, pada suhu keliling 300C.


Sistim Saluran Bawah Tanah
Dikota-kota besar yang populasinya padat maka pemasangan instalasi listrik sebaiknya menggunakan sistim saluran bawah tanah. Di daerah-daerah konsumen, sistim saluran bawah tanah dipakai untuk instalasi diluar bangunan gedung misalnya instalasi untuk lampu-lampu taman, lampu-lampu reklame dan lain-lain.
Selubung untuk sistim saluran bawah tanah harus berwarna oranye muda atau dapat juga diberi tanda dengan pita oranye. Pemasangan pita penanda pada sistim saluran bawah tanah dapat dilakukan dengan beberapa kategori sebagai berikut :
1). Kategori A ; Pita penanda ditempatkan dibagian atas dari selubung
pengawatan.
2). Kategori B ; Pita penanda ditempatkan diatas perlengkapan proteksi
mekanik
3). Kategori C ; Pita penanda ditempatkan di atas kabel, sebelum pembetonan
Jenis kabel yang digunakan sebagai kabel pada sistim saluran bawah tanah adalah :
- Kabel berisolasi thermoplastic yang tidak berselubung
- Kabel berisolasi thermoplastic dan elastomer berselubung dari bahan campuran thermoplastic-elastomer
- Kabel berisolasi thermoplastic dan elastomer berselubung dan memiliki lapisan pelindung (armour)
- Kabel berisolasi kertas terbungkus timah, memiliki lapisan pelindung dan tidak berselubung
- Kabel berisolasi kertas terbungkus timah, berselubung dan memiliki lapisan pelindung
- Kabel berisolasi kertas terbungkus timah, tidak berselubung dan tidak memiliki lapisan pelindung.
- Kabel berisolasi kertas terbungkus timah, berselubung dan tidak memiliki lapisan pelindung.
- Kabel alumunium MIMS.
Kategori pemasangan kabel bawah tanah adalah sebagai berikut :
• Kategori A
Jika saluran penghantar yang digunakan adalah pipa pasangan bawah tanah
Yang terbuat dari bahan PVC halus dan keras, maka jenis kabel yang akan
disalurkan melewatinyaadalah kabel berisolasi tunggal dari bahan PVC.
Jika saluran penghantar yang digunakan adalah dari pipa air maka semua kabel
Yang tidak berselubung dan tidak memiliki lapisan pelindung, tidak boleh
disalurkan melawati pipa dimaksud. Untuk lebih menjamin kekuatan konstruksi
maka saluran konstruksi berupa pipa PVC yang halus dan kasar, diberi pelindung terhadap gangguan mekanik.

Saluran konduktor yang diberikan pengaman mekanik berupa coran beton di bagian atasnya, menentukan rating arus kabel bawah tanah tergantung beberapa factor sebagai berikut :- Temperatur tanah
- Kedalaman penanaman kabel
- Ukuran konduktor kabel
- Apakah kabel ditanam langsung atau melalui pipa
- Apakah kabel dimaksud berinti tunggal atau berinti banyak

• Kategori A dan C di dalam karang
Pemasangan instalasi bawah tanah yang termasuk dalam kategori C adalah instalasi pada kondisi di mana kabel ditanam melewati tanah berbatu dan terkubur ke dalam minimal 50 mmdengan coran beton. Jenis kabel yang boleh digunakan dalam sistim instalasi adalah :
- Kabel berisolasi thermoplastic dan elastomer, berselubung dan memiliki lapisan pelindung (armour)
- Kabel berisolasi kertas terbungkus timah, berselubung dan memiliki lapisan pelindung.
Pada dasarnya kabel yang digunakan dalam kategori ini adalah yang memiliki konstruksi kokoh mekanik

• Kategori B
Pemasangan instalasi bawah tanah yang termasuk dalam kategori ini adalah bahwa kabel yang digunakan, di tanam secara langsung dalam tanah yang telah terdapat lapisan pasir atau bunga tanah yang tidak berbatu setebal 50 mili meter, dan tutup lagidengan lapisan bahan yang sama setebal 50 mili meter, dan dibagian atasnya diberi pelindung mekanik yang memadai.
Kedalaman penanaman kabel bawah tanah ditentukan berdasarkan kondisi-kondisi lokasi tersebut :

- Apabila jalur kabel bawah tanah melewati jalan mobil yang ramai lalu
lintas maka pemasangan instalasi dalam kategori A maupun B harus
ditanam pada kedalaman 0.6 meter dibawah lapisan proteksi mekanik.

- Apabila jalur kabel bawah tanah melewati jalan mobil yang tidak ramai
lalu lintasnya seperti jalan-jalan mobil dihalaman rumah maka pemasangan instalasidalam kategori A ditanam langsung dibawah lapisan proteksi mekanik sedangkan untuk kategori B ditanam pada kedalaman 0.3 meter dibawah lapisan proteksi mekanik .
- Selain daerah tersebut diatas, maka pemasangan instalasi untuk kategori A
ditanam pada kedalaman 0.3 meter dibawah lapisan proteksi mekanik dan
untuk kategori B pada kedalaman 0.45 meter .
- Untuk kategori C maka kabel dimasukan kedalam pipa yang kaku dan keras
kemudian di cor beton setebal 50 milimeter.

Dasar-dasar OOP

Pendahuluan



Pemrograman berorientasi objek (Inggris: object-oriented programming disingkat OOP) merupakan paradigma pemrograman yang berorientasikan kepada objek. Semua data dan fungsi di dalam paradigma ini dibungkus dalam kelas-kelas atau objek-objek. Bandingkan dengan logika pemrograman terstruktur. Setiap objek dapat menerima pesan, memproses data, dan mengirim pesan ke objek lainnya.

Model data berorientasi objek dikatakan dapat memberi fleksibilitas yang lebih, kemudahan mengubah program, dan digunakan luas dalam teknik piranti lunak skala besar. Lebih jauh lagi, pendukung OOP mengklaim bahwa OOP lebih mudah dipelajari bagi pemula dibanding dengan pendekatan sebelumnya, dan pendekatan OOP lebih mudah dikembangkan dan dirawat.

Bagaimana Konsep OOP?

Konsep utama pemrograman berorientasi objek yaitu melakukan permodelan objek dari kehidupan nyata ke dalam tipe data abstrak. Jelasnya, pemrograman berorientasi objek merupakan konsep pemrograman untuk memodelkan objek yang kita gunakan dalam kehidupan sehari-hari, dan konsep seperti ini membawa perubahan yang mendasar dalam konsep pemrograman terstruktur. Perubahan dramatis dalam konsep dasar disebut paradigma, maka jangan heran bila banyak orang yang menyebut "paradigma OOP" karena memang OOP membawa konsep yang sama sekali berbeda dengan bahasa pemrograman generasi sebelumnya (bahasa pemrograman terstruktur). Setiap objek dalam kehidupan nyata dapat kita pandang sebagai kelas, misalnya kelas Hewan, kelas Manusia, kelas Mobil. Sedangkan objek dari kelas tersebut misalnya sapi dan ayam untuk kelas Hewan, Budi dan Tono untuk kelas Manusia serta Toyota dan VW untuk kelas Mobil. Dengan OOP, kita dapat mengimplementasikan objekt data yang tidak hanya memiliki ciri khas (attribut), melainkan juga memiliki metode untuk memanipulasi attribut tersebut. Singkatnya, OOP memiliki keunggulan dari konsep pemrograman terstruktur, selain itu juga memiliki kemampuan untuk mengimplementasikan objek dalam kehidupan nyata.

Struktur Kelas

Sebagai langkah pertama dalam OOP akan kita bahas pendefinisian kelas di C++. Dalam bagian 1.2 penulis telah mencontohkan beberapa kelas yang lazim kita temui dalam kehidupan sehari-hari. Mari kita amati contoh lain dari kehidupan kita, dengan mendeklarasikan sebuah kelas bernama BilanganRasional :

class BilanganRasional

{

public :

void assign (int,int);

void cetak();

private :

int pembilang, penyebut;

};

Perhatikan contoh di atas. Untuk mendefinisikan sebuah kelas, dipakai kata kunci class, diikuti dengan pendeklarasian nama kelas tersebut. Fungsi assign() dan cetak() disebut member function (member fungsi). Sedangkan variabel pembilang dan penyebut disebut member data (member data atau member variabel). Disebut member karena kesemuanya merupakan anggota dari kelas BilanganRasional.

Perhatikan kata kunci Public dan Private. Member functions pada contoh di atas dideklarasikan sebagai fungsi global, sedangkan member data dideklarasikan sebagai lokal. Perbedaannya, member global dapat diakses dari luar kelas, sedangkan member lokal hanya dapat diakses dari kelas itu sendiri.

Sekarang, dimana kita telah menciptakan kelas Bilangan Rasional, kita dapat mendeklarasikan sebuah objek dari kelas BilanganRasional sebagai berikut :

BilanganRasional objekBilangan;

Perhatikan bahwa disini objekBilangan merupakan nama dari objek tersebut, dan BilanganRasional merupakan nama kelas yang ingin kita buat objeknya. Proses pembuatan sebuah objek biasa disebut penginstansian (bukan penginstalasian), dan sebuah objek disebut instans (instance) dari sebuah kelas.

Untuk lebih jelasnya, perhatikan listing selengkapnya :

class BilanganRasional

{

public :

void assign (int,int);

void cetak();

private :

int pembilang, penyebut;

};

void main()

{

//mendeklarasikan objekBilangan seperti telah dibahas di atas

BilanganRasional objekBilangan;

// member fungsi assign() dipanggil.

objekBilangan.assign (22,7);

// member fungsi cetak() dipanggil.

ObjekBilangan.cetak();

}

void BilanganRasional::assign(int pemb, int peny)

{

pembilang = pemb;

penyebut = peny;

}

void BilanganRasional::cetak()

{

cout<<pembilang<<' / '<<penyebut;

}

Perhatikan blok main(). Sekarang Anda sudah mempunyai sebuah objek bernama objekBilangan dari kelas BilanganRasional. Seperti Anda lihat, pendeklarasian sebuah objek sama seperti mendeklarasikan sebuah variabel. Atau dengan kata lain objekBilangan adalah sebuah objek dengan tipe BilanganRasional. Sekarang, bagaimana memanggil fungsi dari sebuah objek? Hal ini dapat dicapai dengan menghubungkan nama objek dan fungsi yang ingin dipanggil dengan operator tanda titik (.). Sehingga untuk memanggil fungsi assign(), dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :

objekBilangan.assign(22,7);

Nilai 22 dan 7 merupakan parameter yang diterima oleh fungsi assign(). Di dalam fungsi tersebut, nilai 22 diinisialisasikan ke dalam member data pembilang, dan nilai 7 diinisialisasikan ke dalam member data penyebut. Sehingga bila fungsi cetak() dipanggil, maka akan diperoleh hasil sebagai berikut :

22 / 7

Dengan menggunakan OOP maka dalam melakukan pemecahan suatu masalah kita tidak melihat bagaimana cara menyelesaikan suatu masalah tersebut (terstruktur) tetapi objek-objek apa yang dapat melakukan pemecahan masalah tersebut. Sebagai contoh anggap kita memiliki sebuah departemen yang memiliki manager, sekretaris, petugas administrasi data dan lainnya. Misal manager tersebut ingin memperoleh data dari bag administrasi maka manager tersebut tidak harus mengambilnya langsung tetapi dapat menyuruh petugas bag administrasi untuk mengambilnya. Pada kasus tersebut seorang manager tidak harus mengetahui bagaimana cara mengambil data tersebut tetapi manager bisa mendapatkan data tersebut melalui objek petugas adminiistrasi. Jadi untuk menyelesaikan suatu masalah dengan kolaborasi antar objek-objek yang ada karena setiap objek memiliki deskripsi tugasnya sendiri.

Enkapsulasi

Memastikan pengguna sebuah objek tidak dapat mengganti keadaan dalam dari sebuah objek dengan cara yang tidak layak; hanya metode dalam objek tersebut yang diberi ijin untuk mengakses keadaannya. Setiap objek mengakses interface yang menyebutkan bagaimana objek lainnya dapat berinteraksi dengannya. Objek lainnya tidak akan mengetahui dan tergantung kepada representasi dalam objek tersebut.

polimorfism melalui pengiriman pesan.

Tidak bergantung kepada pemanggilan subrutin, bahasa orientasi objek dapat mengirim pesan; metode tertentu yang berhubungan dengan sebuah pengiriman pesan tergantung kepada objek tertentu di mana pesa tersebut dikirim. Contohnya, bila sebuah burung menerima pesan "gerak cepat", dia akan menggerakan sayapnya dan terbang. Bila seekor singa menerima pesan yang sama, dia akan menggerakkan kakinya dan berlari. Keduanya menjawab sebuah pesan yang sama, namun yang sesuai dengan kemampuan hewan tersebut. Ini disebut polimorfisme karena sebuah variabel tungal dalam program dapat memegang berbagai jenis objek yang berbeda selagi program berjalan, dan teks program yang sama dapat memanggil beberapa metode yang berbeda di saat yang berbeda dalam pemanggilan yang sama. Hal ini berlawanan dengan bahasa fungsional yang mencapai polimorfisme melalui penggunaan fungsi kelas-pertama.

Inheritas

Mengatur polimorfisme dan enkapsulasi dengan mengijinkan objek didefinisikan dan diciptakan dengan jenis khusus dari objek yang sudah ada - objek-objek ini dapat membagi (dan memperluas) perilaku mereka tanpa haru mengimplementasi ulang perilaku tersebut (bahasa berbasis-objek tidak selalu memiliki inheritas.)

Konstruktor

Sebelumnya kita telah menggunakan member fungsi assign() untuk memasukkan nilai ke dalam member variabel pembilang dan penyebut. Sebuah konstruktor melakukan tugas yang sama dengan fungsi assign(), sehingga Anda tidak perlu repot-repot memanggil fungsi assign() untuk setiap objek yang Anda deklarasikan. Sebuah konstruktor harus mempunyai nama yang sama dengan kelas dimana konstruktor tersebut berada, dan dideklarasikan tanpa return value (nilai balik), juga tanpa kata kunci void. Mari kita kembangkan kelas BilanganRasional yang telah kita bahas sebagai berikut :

class BilanganRasional

{

public :

//KONSTRUKTOR BilanganRasional

BilanganRasional(int pemb, int peny)

{

pembilang = pemb;

penyebut = peny;

}

private :

int pembilang, penyebut;

};

pembilang

penyebut



Destruktor

Jika kita mendeklarasikan konstruktor untuk membuat sebuah objek, maka kita juga harus mendeklarasikan sebuah destruktor untuk menghapus sebuah objek. Setiap kelas mempunyai tepat satu destruktor. Jika Anda tidak mendeklarasikan sebuah destruktor dalam sebuah kelas, maka destruktor otomatis akan diciptakan sendiri oleh compiler C++. Destruktor dapat kita definisikan sendiri dengan simbol ~. Disarankan untuk mendefinisikan sendiri destruktor walaupun secara otomatis compiler C++ akan mendeklarasikan sebuah destruktor pada saat program Anda dicompile, tetapi dengan mendefinisikan sendiri sebuah destruktor maka Anda mempunyai kontrol penuh terhadap apa yang dilakukan destruktor dari kelas Anda. Perhatikan listing di bawah :

class BilanganRasional

{

public :

BilanganRasional() {cout <<"Konstruktor dipanggil\n";}

//Destruktor dari kelas BilanganRasional

~BilanganRasional() {cout <<"Destruktor dipanggil\n";}

private :

int pembilang, penyebut;

};

void main()

{

BilanganRasional x;

cout<<"Disini main program\n" ;

}

Listing di atas akan menghasilkan output sebagai berikut :

Konstruktor dipanggil

Disini main program

Destruktor dipanggil

Dari contoh di atas dilihat bahwa konstruktor dipanggil ketika objek x dibuat. Sedangkan destruktor secara otomatis dipanggil oleh compiler ketika objek x meninggalkan blok main(). Hal ini sesuai dengan kaidah kelokalan objek di C++.

Ringkasan

Pada bab ini Anda telah mengetahui konsep OOP, mengapa OOP disebut paradigma serta apa bedanya konsep pemrograman berorientasi objek dengan konsep pemrograman terstruktur. Anda juga telah belajar mendefinisikan sebuah kelas, mendefinisikan member fungsi dan member data serta struktur konstruktor dan destruktor dari sebuah kelas. C++ juga menyediakan fasilitas jika Anda ingin membuat duplikat sebuah objek, yaitu menggunakan fasilitas CopyConstructor. Selain itu Anda juga telah belajar mendeklarasikan sebuah konstruktor dengan Initialization Lists, sehingga pendeklarasian konstruktor Anda menjadi lebih efisien.